Pendapatan per kapita merupakan salah satu indikator utama dalam mengukur tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat di suatu wilayah. Secara konseptual, pendapatan per kapita mencerminkan rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap individu dalam suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Indikator ini dihitung dengan membagi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan jumlah penduduk di wilayah 
tersebut. Terdapat dua pendekatan dalam mengukur pendapatan per kapita, yaitu berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) dan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK). PDRB ADHB menggambarkan nilai produksi barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada tahun tersebut, sehingga mencerminkan kondisi ekonomi secara nominal.

Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Purwakarta tahun 2020 
hingga 2024, Pendapatan per kapita ADHB di Kabupaten Purwakarta menunjukkan tren peningkatan yang konsisten. Pada tahun 2020, pendapatan per kapita ADHB tercatat sebesar Rp 67.349 ribu atau Rp 67,35 juta per tahun. Nilai ini meningkat menjadi Rp 70.152 ribu di tahun 2021, atau tumbuh sekitar 4,16%. Kenaikan ini mencerminkan mulai pulihnya aktivitas ekonomi setelah terdampak pandemi COVID-19 di tahun 
sebelumnya.

Pertumbuhan pendapatan per kapita berlanjut hingga tahun 2022, mencapai Rp 74.745 ribu, yang menunjukkan peningkatan sebesar 6,54% dibandingkan tahun 2021. Kenaikan ini mencerminkan dampak positif dari berbagai program pemulihan ekonomi dan penguatan sektor industri di Kabupaten Purwakarta. Pada tahun 2023, pendapatan per kapita ADHB 
mencapai Rp 79.194 ribu, meningkat sekitar 5,95% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini menunjukkan adanya perbaikan yang stabil dalam berbagai sektor utama, terutama industri pengolahan yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah. Pada tahun 2024, pendapatan per kapita ADHB mencapai Rp 84.024 ribu, meningkat sebesar 6,09% dibandingkan tahun sebelumnya.